Menyusuri Sumatra ( LAMPUNG )
Melanjutkan Perjalanan Menyusuri Sumatra
Mobil stop bukan untuk menurunkan kami berdua tetapi mobil stop untuk isi bensin hehe. di saat mobil lagi isi bensi kami di tanya sama bapak supirnya.
Bapak : Mau kemana bang
Febri : Ke Bandar Lampung pak
Bapak : Mobil ini gak ke bandar Lampung bang
Febri : Mau kemana pak
Bapak : Ke metro bang
Dede : ooh iyaa bang gapapa
Jadi setelah mendengar bahwa mobil ini ke kota metro kami bedua senang karena mobil ini bakal melewati bandar lampung.
Setelah isi bensin mobil pun melesat dengan kencang membawa kami sampai bandar Lampung
Bapak : bang turun disini yah, sudah sampai bandar Lampung
Febri : De... De.. bangun sudah sampai bandar Lampung
Kami pun langsung turun dari mobil dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak. Setelah turun dari mobil saya pun langsung menelpon teman yang bakal memberikan kami tempat istirahat selama di Lampung, dengan cepat aku langsung nelpon bang pance.
Dede : bang dimana, saya sudah di bandar Lampung bang
Pance : ooh iyaa lu langsung aja ke Unila ntar, temen gua yang jemput.
Dede : okee bang
Jadi kami berdua langsung menunggu tranportasi umum dengan tujuan Unila. Jadi Unila ini adalah universitas Lampung kebetulan temen saya ini berkuliah disini. Tidak lama berselang mobil yang kami tunggu akhirnya tiba, kami sempat berdebat di dalam mobil dikarenakan unila ini memiliki 2 gedung dan kami kebingungan.
Febri : bang stop bang
Dede : Feb bener gak nih gedungnya
Febri : bener de kalau gak percaya coba liat gerbangnya ada tulisan universitas Lampung
Dede : iyaa feb, yauda aku telpon dulu teman ku
Dede : bang dimana udah di depan Unila ini
Pance : yauda lu masuk aja kampus Unila ntar ketemu satpam baru lu nanya matalam itu dimana
Dede : oke bang
Setelah bertanya dengan satpam kami pun masuk kedalam kampus Unila dan sempat bingung soalnya Unila besar banget. Akhirnya kami bedua menemukan matalam. Jadi matalam itu adalah (mahasiswa teknik pecinta alam) yang menyambut kami itu temannya bang Pance namanya itu (bang jon)
Bang : temannya bang Pance yah
Dede : iyaa bang
Bang : masuk bang, yah beginilah keadaannya
Dede : santai bang, saya gak enak merepotkan Abang ini
Bang : santaii aja bang anggap aja rumah sendiri
Dede : okee bang
Selama di bandar lampung kami istirahat beberapa hari di matalam Unila, kami banyak ngobrol dengan teman" matalam saling berbagi pengalaman dan pengetahuan seputar Sumatra. Tidak lama berselang bang Pance datang.
Pance : de apa kabar
Dede : Alhamdulillah baik bang gimana kabarnya bang
Pance : Alhamdulillah baik juga, mau ngapain ke Lampung
Dede : mau main" bang di Lampung kan Abang sendiri suruh saya liat" Lampung wkwkw
Pance : hahaha iyaa yah de, kita terkahir ketemu itu di Banyuwangi kan de.
Dede : iyaa bang.
Jadi bang Pance ini adalah teman saya yang bertemu di Banyuwangi, awal bertemu bang Pance waktu di rumah singgah, kalau kalian baca blog edisi saya bacpakcer di Banyuwangi mungkin teman" sudah tau apa itu rumah singgah.
Pance : jadi lu mau kemana setelah Lampung
Dede : lanjut ke Palembang bang
Pance : baguslah rencana berapa hari disini
Dede : belum tau nih bang
Pance : rencana besok mau kemana
Dede : Way kambas bang
Pance : wahh bagus tuh, belum pernah liat gajah kan
Dede : pernah bang, di tv heheh
Pance : bangsat lu de wkwkwk
Setelah ngobrol panjang Sama bang Pance kami terpaksa istirahat dikarenakan kami akan ke way kambas sekitar jam 11 siang.
Dede : feb bangun bangunn
Febri : iyaa de, jam berapa ini de
Dede : jam 11 eh feb
Febri : gimana de tetap ke way kambas
Dede : gas aja feb mumpung di lampung nih
Febri : yauda okee
Kami pun bergegas menyiapkan apa aja yang akan dibawa untuk way kambas. Kami berangkat ke terminal rajabasa itu sekitar jam 12 di anter bang pance, sesampainya di terminal kami bedua langsung mencari bus damri tujuan way
kambas.
Akhirnya kami menemukan bus dan bus itu adalah yang terakhir untuk tujuan way kambas. Jam 2 siang bus berangkat meninggalkan bandar Lampung tidak terasa jam 4 sore kami sudah di daerah Lampung timur.
Dikarenakan kernet supir busnya tidak mengetahui kami bedua ini bakal ke way kambas dan kami juga tidak tau way kambas itu dimana terpaksalah kami berdua keterusan..
Dede : feb keknya kita ini keterusan
A1Febri : iyaa de tadi aku liat patung gajah
Dede : kenapa gak stop feb
Febri : kirain kamu liat co
Dede : yauda ayoo turun dari pada semakin jauh
Bang stoppp, busnya pun berhenti secara mendadak
Kernet : kenapa bang
Febri : kami bedua ke way kambas bang
Kernet : sudah lewat bang.
Dede : maka dari itu kita turun bang.
Akhirnya kami turun dari bus dan terpaksa kami jalan kaki. Tidak terasa juga kita sampai di patung gajah yang diliat Febri tadi, jam menunjukkan 5 sore untuk sampai gerbang wisata way kambas kami harus berjalan sekitar 5km. Kami terus berjalan kebetulan hanya bawa 1 tas yang isinya itu kopi dan mie untuk kita makan nanti.
selama di perjalanan menuju gerbang wisata way kambas kami melewati banyak perkampungan dengan keadaan waktu yang tidak memungkinkan, terpaksalah kami bedua memutuskan untuk tidur di masjid dan melanjutkan perjalanan esok hari.
Febri : de kayaknya hari ini kita gak sampai way kambas
Dede : iyaa feb mending kita istirahat aja dulu di masjid, soalnya udah magrib juga ini.
Febri : iyaa dek
Setelah memutuskan istirahat di masjid kami memohon izin dengan penjaga masjid setempat untuk istirahat setelah ngobrol dengan penjaga masjid kami diberi izin dengan satu hal kami bedua harus sholat subuh.
Dede : feb kita harus cepat tidur, biar gak kesiangan
Febri : okee dek.
Setelah makan mie dan ngopi, kami bedua tidur dengan lelap. Kami bedua bangun jam 3 subuh dan sholat sejenak kami mengucapkan terima kasih kepada penjaga masjid. Sebelum meninggalkan masjid kami selfie dulu
Kami melanjutkan perjalanan sekitsr jam 6 pagi target kami hari ini yaitu ke way kambas dan kembali ke matalam Unila.
Kami terus berjalan dan mencari tumpangan untuk sampai gerbang loket way kambas, akhirnya kami bedua sampai juga di depan loket way kambas
sebelum masuk way kambas kami bedua ngobrol dengan bapak asli Lampung yang dimana bapak ini bisa dikatakan juru kunci. Bapak ini banyak menceritakan pengalaman selama dia hidup dan kami salut sama bapak ini karena dia menganggap gajah itu anaknya yang harus dirawat dan dilindungi.
Jam 9 pagi kami bedua memutuskan untuk masuk kawasan way kambas, jadi di way kambas itu memiliki 3 konservasi. Konservasi gajah, badak dan harimau.
Jadi untuk ke konservasi gajah itu kita harus berjalan 9 km. Kami sempat bertanya apakah ada transportasi umum untuk ke konservasi gajah, dulu itu ada akibat semakin sepi pengunjung transportasi umum tersebut ditiadakan.
Jadi kami terpaksalah berjalan kaki 9km untuk Sampai konservasi gajah, disaat jalan kami melihat motor dari kejauhan
Dede : bang numpang ikut
Motor : ikut kemana bang
Dede : ke penangkaran gajah bang
Motor : gak sampai sana bang
Dede : gapapa bang
Akhirnya kami berdua berangkat dengan menumpang motor selama dijalan kami bertanya" tentang keadaan disini. Ternyata abang yang kami tumpangi ini adalah pemburu harimau sumatera dan katanya harimau sumatera itu ada di sekitaran hutan way kambas dan parahnya harimaunya ini masih berkeliaran. Kami berdua pun langsung kaget. Tidak lama berselang motor yang kami tumpangi stop. Kami pun di suruh lanjut berjalan sekitar 5km untuk sampai konservasi gajah dan jalanan yang kami lewati itu adalah hutan.
Dede : feb anjing ada harimau co
Febri : iyaa eh de, gimana ini. Mau tunggu tumpangan disini atau lanjut jalan
Dede : bingung eh, gimana lanjut aja
Febri : okee de
Jadi kami bedua mengambil kayu untuk berjaga - jaga selama di jalan walaupun kalau misalnya ada harimau kita tetap lariii wkwkwk.
kedengaran suara dari belakang ternyata itu mobil dan kami pun langsung mengacungkan jempol untuk menumpang arah konservasi gajah. Alhamdulillah mobil yang kami tumpangi ini ternyata adalah pawang gajah yang dimana para bapak" ini lah yang merawat gajah yang ada di way kambas
Sesampainya di konservasi gajah.
mimpi saya terwujud juga untuk melihat gajah di way kambas yang dulunya hanya melihat di tv dan YouTube
Di balik ini semua saya banyak mendapatkan pelajaran bahwa kalau kita punya mimpi dan impian itu yah di kejarrr jangan cuma mimpi kita ini mengambang di pikiran kita dan menjadi sebuah khayalan belaka. Wujudkan mimpi itu dan buatlah menjadi sebuah pelajaran.
Setelah menikmati wisata way kambas kami kembali ke bandar lampung. Jam 11 kami keluar dari gerbang konservasi gajah terpaksa kami kembali berjalan kaki 9km untuk ke gerbang awal way kambas, pada saat itu jalan yang kami lewati itu sepii bangett tidak ada satupun orang dan kami berdua sudah tidak memikirkan harimau sumatera.
Tiba Tiba nih saya dengar suara harimau dengan ciri khasnya itu mengaung, saya dengar tapi cuma diam aja tidak mau ngomong ke Febri kami bedua lanjut terus berjalan dan terdengar lagi suara harimau itu dan Febri langsung nyeletuk
Tiba Tiba nih saya dengar suara harimau dengan ciri khasnya itu mengaung, saya dengar tapi cuma diam aja tidak mau ngomong ke Febri kami bedua lanjut terus berjalan dan terdengar lagi suara harimau itu dan Febri langsung nyeletuk
Febri : de kamu dengar suara kah
Dede : anjing kmu feb jalan aja terus kamu bikin aku parno aja eh
Febri : de ini gimana lanjut jalan atau putar balik
Yang ada di pikiran ku ini larii sedangkan yg dipikirkan Febri ini malah manjat pohon.
Suara itu semakin besar akhirnya kami memutuskan mutar balik ke konservasi gajah di saat memutar balik terlihat mobil berjalan ke arah kami, kami berdua pun langsung menjegat mobil tersebut dan meminta menumpang untuk keluar dari hutan ini
Dede : pak kami boleh numpang
Bapak : mau numpang ke mana
Dede : sampai gerbang way kambas pak
Bapak : saya tidak sampai sana cuma disini aja
Dede : gapapa pak.
Bapak : dekat sini aja yah
Dede : iyaa pak gapapa.
Akhirnya kami pun di tumpangi oleh bapak ini walaupun terjadi sedikit drama sebelum menumpang wkwkw, ternyata bapak ini mau keluar sampai ke jalan besar, iyaa jalan besar yang pada waktu itu kami bedua keterusan saat naik bus menuju way kambas.
Dalam hati terima kasih yallah hampir aja kami bedua mati di terkam harimau wkwkwkw.
Bapak : sampai sini aja yah de, kalian mau kemana
Febri : mau ke bandar Lampung pak
Bapak : kebetulan itu di sebrang jalan ada tempat bus Damri menuju bandar Lampung
Febri : Terima kasih banyakk pak
Setelah keluar dari mobil itu kami berdua saling menatap dan habis itu ketawaa wkwkwkk,
Dede : feb hampir aja kita matii
Febri : iyaa dek, lucu co mati di gigit harimau
Dede : wkwkwkwk ditemukan 2 pemuda Balikpapan tewas di hutan way kambas akibat harimau lapar.
Ayoo sudah kita balik ke bandar lampung, akhirnya kami menunggu bus damri tapi tidak juga datang kami bedua memutuskan untuk makan ketoprak.
Setelah makan kami lanjut jalan kaki sembari menunggu bus, di saat jalan kaki kami dapat tumpangan mobil pribadi. Alhamdulillah rezeki nomplok wkwkwk kita dianterin sampai kota metro, hanya satu jam sampai bandar Lampung.
Beberapa menit kami tunggu bus tujuan bandar Lampung akhirnya tiba juga, pada waktu itu hujan turun dengan derass banget sampai kami pun berdua tertidur pulasss.
Setelah makan kami lanjut jalan kaki sembari menunggu bus, di saat jalan kaki kami dapat tumpangan mobil pribadi. Alhamdulillah rezeki nomplok wkwkwk kita dianterin sampai kota metro, hanya satu jam sampai bandar Lampung.
Beberapa menit kami tunggu bus tujuan bandar Lampung akhirnya tiba juga, pada waktu itu hujan turun dengan derass banget sampai kami pun berdua tertidur pulasss.
Jam 3 sore kami bedua sampai di bandar lampung, tidak jauh dengan tempat beristirahat kami memutuskan jalan kaki ke Unila. Sesampainya di Unila kami berdua sepakat besok pagi akan melanjutkan perjalanan ke kota Palembang. Pada malam terakhir di Lampung kami makan bersama di (matalam) sambil menikmati hujan yang lagi turun dengan deras - derasnya.
Kami berdua bangun pagi berkemas menyiapkan dan pamit sama bang Pance dan kawan" yang ada di (matalam) saya dan Febri mengucapkan banyak terima kasih sudah memberikan kami tempat istirahat.
Seperti biasa sebelum melanjutkan ngopi dulu, jam 8 kami memulai perjalanan di saat sampai jalan lintas provinsi Lampung dan Palembang kami melewati beberapa mobil travel dan calo.
Saat melewati kami di tanya sama Abang travel mobil
Travel : mau kemana bang
Dede : Ke Palembang bang
Travel : naik apa bang
Dede : jalan kaki sama numpang bang
Travel : wah jauhh itu bang mending naik Sama Abang aja murah
Dede : ngga bang kami bedua mau jalan kaki aja
Travel : gini aja Abang bantuin kalian nnti kucarikan supir truck tujuan Palembang.
Dede : iyaa bang
Travel : tapi Abang cari penumpang dulu
Dede : gapapa bang
Rezeki pagi Alhamdulillah, sembari menunggu penumpang lain kami bedua ngobrol" di warung kopi. jam menunjukkan 10 pagi belum ada juga tanda" mobil ini akan jalan, target kami bedua sebelum jam 12 kita harus keluar dari bandar Lampung.
Jam 10.30 blm juga ada pergerakan bahwa mobil ini mau jalan, yauda kami bedua memutuskan kalau jam 11 siang belum juga jalan terpaksa kami bedua kembali jalan kaki.
Tepat jam 11 mobil itu berjalan, iyaa jalan menuju Palembang meninggalkan kita bedua di warung kopi
Dede : feb keknya kita ini kena prank
Febri : iyaa de, bangsat wkwkwk
Dede : hahahaha sabarr aja feb, coba tau jalan kaki aja kita dari pada sama Abang travel
Febri : iyaa de, ayoo sudah lanjut
Kami pun kembali jalan setelah ditinggal oleh Abang travel, di saat kami berjalan seperti biasa kami bedua mengangkat jempol untuk menandakan bahwa kami ini menumpang, terik panas matahari membuat kami menjadi lebih semangat.
Disaat berjalan ada mobil bak berhenti tepat di tempat kami, ia menawarkan untuk naik di baknya. Tanpa banyak tanya kami pun langsung naik di baknya.
mobil kembali berjalan belum jauh dari tempat kami di angkut. Mobil ini berhenti tepat di depan warung masakan Padang.
Dede : feb coba tebak keknya kita bedua ini dibelikan nasi Padang
Febri : masa sih de
Supir : kalian bedua belum makan kan
Kami bedua serentak jawabnya
F&D : belum bang
Kami pun bedua di belikan nasi padang dan makan bareng bersama teman" Abang ini. Sehabis makan mobil kembali melesat dengan kencang,
Supir : saya tidak sampai Palembang
Dede : gapapa bang, kami bedua sudah banyak terima kasih
Supir : iyaa kalian bedua hati hati dijalan
Mobilnya pun berhenti, sebelum kami berpisah dengan abangnya kami bedua dibelikan kopi dan ditawarkan rokok buat dijalan nanti. Kami berpisah dengan abangnya dan tepat sebelum jam 12 siang kami sudah tidak di bandar Lampung Akhirnya sampai target juga.
Dari sini kami berdua mendapatkan pelajaran, bahwa sesuatu yang yang terjadi bikin kamu dirugikan oleh siapa pun, percayalah bahwa rezeki akan datang dengan lebih besarr.
Lanjut berjalan kali ini matahari lebih panas dari sebelumnya.
Dede : feb istirahat dulu cape aku
Febri : iyaa de aku juga cape
Dede : sebat dulu masih ada kan rokok
Febri : ini de
Istirahat sambil sebat sembari melihat lihat truck berjalan.
Dede : feb ada Transformers
Febri : iyaa de
Dede : stopin feb Optimus Prime
Febri : okee de
Akhirnya truck besar itu stop dan mengangkut kami berdua, kami dibawa sampai Lampung Selatan yaitu daerah merlang, disaat sebelum turun supir truck mengingatkan kami bedua untuk hati hati di daerah merlang.
(Pak Budi ) |
Teman saya sempat ngomong kebetulan dia orang asli lampung, untuk berhati hati di daerah merlang karena disitu tempatnya begal (bayangkan aja sesama warga saling begal). Sebelum kembali berjalan
Dede : feb atm mu taruh di bawa alas sepatu
Febri : okee de, hp taruh di mana de
Dede : taruh di dalam tas aja
Febri : okee de
Kami kembali berjalan di saat berjalan kami diberhentikan warga setempat
Warga : bang ada rokok
Dede : adaa bang
Warga : minta bang
Dede : ini bang, rokok kretek bang
Warga : gak ada Sampoerna mild
Dede : gak ada bang
Warga : yauda sana bang
Kami kembali berjalan kaki, sudah minta banyak maunya, saat berjalan kaki kami berdua di teriakin oleh bapak" tua
Bapak : woyy woyy sinii
Dede : kenapa pak
Bapak : kalian gak usah jalan kaki ke arah sana habis tas mu nanti di jarah
Dede : iyaa pak
Kami samperin bapak yang teriakin tadi
Bapak : jadi gini disini anak" mudanya itu malasan, daerah sini tuh rawannn bahayaa
Dede : iyaaa pak, jadi gimana untuk keluar dari sini
Bapak : mending kalian naik angkot
Dede : iyaaa pak terima kasih banyak
Kami mengikuti arahan bapak tersebut dengan menggunakan angkot.
Febri : de ada angkot
Dede : ayok naik feb
Kami diselamatkan oleh bapak" itu dan apa yang terjadi di dalam angkot.
Tunggu kelanjutannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar