( Medan ) Menyusuri Sumatera



Dede : feb bangun feb

Febri :  kabutt de, pantesan tadi malam dingin

Dede : nama desa ini desa kabut feb

Setelah mengumpulkan nyawa dengan secangkir kopi, kami berdua siap melanjutkan perjalanan ke kota medan.

Target untuk hari ini kota medan jarak dari desa kabut ini sekitar 450 KM. Kali ini kami  berjalan lebih awal dari seperti biasanya. Disaat berjalan kami berdua menjadi sorotan para warga sekitar, melihat pemuda dengan tas carrier yang begitu besar dengan bertulisan menyusuri Sumatera. Kali ini cuaca bersahabat membuat perjalanan ini serasa ringan.
tidak terasa berjalan sekitar satu jam ini menandakan bahwa kita harus mencari tumpangan.

"Ayok naik" ujar supir truck. Kami pun berdua naik truck, supir truck kali ini beda dari para supir semua kita tumpangin. dengan musik full bass dan klakson yang suaranya mirip kapal titanic membuat perjalanan naik truck ini semakin seruu dari perkampungan dan kota kami lewati hingga memasuki perkebunan kelapa sawit. Tidak terasa waktunya kita berpisah dengan truck ini sebelum berpisah kami berselfie dengan supir.


( Terima Kasih) 

Dari semua kami tumpangi truck, kebanyakan truck kelapa sawit lah yang kami tumpangi. Wajar saja sebab Pemasukan terbesar dari pulau sumatera selain tambang ialah perkebunan kelapa sawit ini. Jadi jangan heran buat teman teman yang beringin explore Sumatera melihat kelapa sawit di sepanjang jalan lintas Sumatera.


Dede : feb kali ini cuaca gak bersahabat

Febri : de ini jum'at, sholat kah de

Dede : tkalau dapat tumpangan tergantung supir truck feb. kalau ngga dapat ayoo sholat, kan kita musafir juga feb.

Cuaca gak bersahabat membuat perjalanan yang tadinya ringan menjadi berat. ditengah panasnya matahari membuat kami istirahat sejenak untuk minum. "ayoo makan feb" ternyata febri pun laparr dengan cepat kami mengeluarkan peralatan masak dan pastinya menu kali ini ialah mie indomie. 
Dengan cepat indomie pun habis sekejap "cepatnya mie mu habis de" ujar febri. Yah namanya lapar yah cepat wkwkwk.

Setelah makan kami berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, panas matahari masih menyengat kulit kami berdua yang tadinya coklat sekarang menjadi hitam. 

Dede : feb ada truck besarr

Febri : iyaa de, angkat jempolll 

Jempol. Hanya dengan inilah kami bisa berpindah - pindah tempat dan melihat keberagaman yang ada di Sumatera. 

Dede : feb trucknya stop

Febri : ayoo de kejarrr

Kami pun berlari kejar truck tersebut, "masuk bang" ujar supir. Kami langsung masuk tanpa bertanya kemana tujuan truck ini. Di dalam truck kami ngobrol dengan supir truck dari politik hingga agama. Dengan membawa muatan 50 ton truck ini berjalan pelan dan pastinya hati -hati. Panas matahari membuat truck yang kami tumpangi beristirahat sejenak "bannya kita diinginkan dulu takutnya bocor" ujar abang truck. Disaat istirahat sejenak kami berdua memutuskan untuk membuat kopi, persediaan air minum terlihat menitip tapi tidak apalah toh kita juga sudah menumpang truck ini.

Febri : de ini kopi terakhir 

Dede : habiskah kopi lampung

Febri : iyaa de, ini terakhir 

Dede : yauda feb, buatin aja kita bagi dua sama abang trucknya 

Febri : okeee

membuat kopi dipinggir jalan menggunakan kompor portable, gelas seadanya dan di aduk menggunakan bungkusan kopi. Ahhh nikmatnya hidup ini.


(Anak Indie)
( Kopi Lampung) 

Tidak lama berselang "bang ayoo masuk truck" ujar supir.  Kami pun langsung gerak tanpa bertanya, truck kembali berjalan matahari pun terlihat bersemangat kembali ketempat tidurnya.

Dede : feb kayaknya kita sampai medan tengah malam

Febri : iyaa de, kamu sudah wa teman mu kah

Dede : bentar kukabarin dia.

"Bang gak buru - buru kan" abang supir bertanya kepada kami "ngga bang" ujar febri. Trucknya pun stop kami berdua terdiam. "abang mau ketemu janda dulu" ujar abang truck. Saya nyeletuk "Mantap bang". Akhirnya kami berdua di tinggal didalam truck, sembari menunggu abang truck saya menghubungi kawan yang ada di kota medan untuk menginap beberapa hari. 

Dede : sekarang siapa yg kamu dekatin selain fasya

Febri : gak ada de

Dede : mantan mu gimana feb

Febri : yah kadang" chat aku de

Dede : adakan kamu jalan sama mantan mu di bpn

Febri : gak ada co

Dede : bohong lagi, aku mau kabarin bojo ku dulu feb

Febri : dasar bucin 

Dede : biarinn, ada dia jadi semangat aku wkwkwk.

Tidak lama berselang abang truck datang, akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Tidak terasa malam makin malam kota medan pun semakin dekat. Sudah 10 jam kami duduk di truck ini, pantat pun mulai terasa pegal,  sembari mengobrol dengan abang truck ada pesan yang diingatkan kepada kami berdua.

Manusia itu Banyak Tidak Cukup
Sedikit Malah Cukup, Yah Begitu Lah Manusia.

Kami pun berfikir keras untuk memahami makna pesan tersebut. Jadi gini "Manusia itu disaat banyak uang tidak merasa cukup sedangkan disaat uang lagi sedikit malah merasa cukup aneh yah jadi manusia,
ujar Abang truck. 

Bener juga yah, kami pun langsung diam tanpa kata.

(SELAMAT DATANG DI KOTA MEDAN)

"kalian mau turun dimana, ini. sudah di medan" abang truck tanya. Disaat seperti ini saya langsung menelepon kawan yang tinggal di medan. "Turun di tol haji kasim bang" ujar saya. Alhamdulillah akhirnya kami sampai kota medan juga setelah 15 jam di mobil truck ini.

Sangat disayangkan kami tidak selfie bersama abang truck ini dikarenakan keadaan sudah malam cahaya yang begitu kurang sangat tidak memungkinkan untuk selfie. Tidak lupa juga kami mengucapkan Terima Kasih Banyak Atas Tumpangannya kepada abang truck. 

Dede : feb akhirnya sampai kota medann

Febri : iyaa de, gak nyangka sudah sampai medan 

Dede : bentar feb, aku tlpn teman ku dulu

Saya pun menelepon kawan yang sudah siap menjemput kami berdua. Tidak lama berselang datanglah beberapa gerembolan menggunakan motor untuk membawa kami ke rumahnya.

Sesampainya di rumah kawan kami berdua diseduhkan makan dan tempat tidur yang nyenyak. Sesudah makan kami pun ngobrol tentang tujuan ke aceh, badan terasa lelah kami pun beranjak ketempat tidur yang sudah disediakan.


Bangun jam 9 pagi dan disediakan sarapan buat kami berdua. nikmat sekali di kota yang terkenal dengan suku bataknya. setelah berdiskusi panjang akhirnya kami berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan di mulai besok pagi. 

Dede : feb kita malming di medan, cari tuak yok

Febri : nanti aja de gak enak sama teman mu

Dede : yauda nanti aja kalau mau pulang ke jawa gimana

Febri : gass 

Kami berdua diajak ke sebuah cafe untuk bertemu dengan kawan - kawan pendaki yang ada di medan. Senang sekali rasanya bisa berkumpul dan sharing" perihal Pendakian. Rasanya pengen mendaki gunung yang ada di Sumatera Utara ini tapi apalah daya tujuan kami bukan untuk mendaki. Disaat ngobrol saya diperkenalkan dengan pendaki cilik yang berumur 13 tahun yang sudah mendaki beberapa gunung termasuk gunung tertinggi di Sumatera Utara. 

Sebelum kami berpisah, tidak lupa kami foto untuk sebagi kenang kenangan dengan teman - teman yang ada di medan.


(Terima Kasih Banyak)



(Bang Madan)

Sebenarnya kami berdua ini awalnya tidak mengenal dengan satu sama lain. Kebetulan saya punya grup Backpacker Indonesia disaat perjalanan menuju medan, saya menjelaskan perjalanan Backpacker ini menuju banda aceh 

Berteman itu tidak harus melihat dari latar belakang asal mu dari mana, tinggal dimana, suku mu apa dan berapa jumlah followers mu, kita hanya manusia yang sangat kecil dari alam semesta ini lantas apa yang disombongkan.


Dengan membaca blog ini, kalian sudah saya anggap  menjadi kawan sebab kalian sudah memberanikan diri untuk membaca dan meluangkan waktu 


Saat sampai di rumah kawan, kami berdua langsung tidur untuk melanjutkan perjalanan ke Aceh.

Febri : de bangun de

Dede : iyaa feb, sudah mandi kah kamu

Febri : udah de, cepat sudah kamu mandi

Dede : iyaa feb

Setelah mandi dan bersiap - siap untuk melanjutkan perjalanan. Kami diantar menggunakan motor oleh kawan - kawan medan sampai stasiun kereta api.

Disaat seperti inilah kami berpisah. kami menganggap sebuah perpisahan bukanlah menyedihkan melainkan kebahagiaan,Iyaa kebahagiaan yang tidak akan terlupakan.



(Ditunggu Bang Di Pulau Jawa)

Disaat sampai stasiun kami langsung menuju loket membeli tiket kereta api tujuan Medan  - Binjai Seharga 5000 Rupiah. 

Sesampainya Di binjai kami langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Banda Aceh Tujuan utama di aceh ialah Masjid Baiturrahman.



Tunggu Perjalanan Selanjutnya Ke Aceh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar