(Riau) Menyusuri Sumatera
Dede : Feb ayoo turun
Febri : makasih banyak bang
Akhirnya kami berdua memasuki provinsi riau, tidak terasa sudah sejauh ini kami berpetualang melewati berbagai daerah. Setiap langkah demi langkah kami selalu memikirkan apakah bis mendapatkan tumpangan sampai aceh.
Seketika langsung aku terdiam teringat pepatah biksu yang ada di pegunungan himalaya
( pikiran harus menjadi tuan dari tubuh )
Disaat itulah kami selalu memikirkan langkah demi langkah sebab kami berada di jalan yang bisa aja kejadian mengerikan menghampiri kami berdua.
Malam ini kami tidur disebuah warung yang dimana warung ini menyediakan tempat tidurr bagi para pejalan seperti kami atau supir truck.
Alarm berbunyi, jam menunjukkan pukul 6 pagi. Kami terbangun dan bersiap" untuk melanjutkan perjalanan sebelum jalan kami biasanya menyempatkan untuk sarapan pagi dan tidak lupa kopi
Dede : feb ayoo kita ngopi dulu di warung depan
Febri : ayoo de
Seperti biasa setiap kami singgah disebuah warung, beberapa warga menanyakan perihal perjalanan kami. Banyak yang bilang kami berdua ini gilaaa ada juga yang memberikan kami semangat dari membelikan kami makan hingga memberikan kami duit.
Warga : de mau kemana
Febri : mau ke aceh pak
Warga : mau ngapain di aceh kerja?
Febri : ngga pak mau jalan" sekalian mau adain project sosial
Warga : project sosial apa
Febri pun menjelaskan tentang project kami (FoodNotBoms) yang belum tau apa itu (FNB) bisa baca postingan sebelumnya.
Warga : ini ada duit buat kalian
Febri : ngga pak gak usah
Dede : kami berdua bawa bekal kok pak
Warga : jangan gitu mas ini rezeki, lagian pula saya juga pernah kayak sampean
Seketika kami terdiam dan warga itu pun menyodorkan beberapa duit untuk kami berdua dan kami pun menerima.
" rezeki ini buat kalian berdua, jangan pernah menolak pemberian dari orang lain selama itu baik buat kalian pribadi. saya memberikan kalian itu bukan melihat kasihan tapi saya bangga kalian memberanikan diri keluar dari rumah untuk berpetualang sejauh ini "
Dede : terima kasih banyakk pak
Febri : terima kasih pak
Setelah itu kami ditinggal pergi, kami berdua tetap masih di warung yang sama sembari meminum kopii yang kami buat tadi. Tidak terasa matahari mulai bangun dari tempat tidurnya itu tandanya kami harus melanjutkan perjalanan. Hari ini target kami harus sampai kota Pekanbaru.
Dede : sudah siapkah feb
Febri : sudah de
Dede : feb ayoo selfie sama yang punya warung
Febri : ayoo
Tidak terasa kami berjalan hingga satu jam belum juga mendapatkan tumpangan,
Dede : feb keknya hari ini bakal banyak jalan kaki ketimbang naik truck
Febri : iyaa dek, pokoknya hari ini harus pekanbaru
Dede : kalau misalnya magrib belum sampai Pekanbaru gimana
Febri : gass aja de
Dede: okeee, kompak dulu kita.
Seperti biasa mengangkat jempol adalah senjata andalan kami, beberapa truck melewati kami begitu saja, hingga ada satu truck pengemudinya yang bisa dibilang lansia, walau tampangnya lansia tetapi jiwanya mudaa layaknya generasi milenial. Kami dibawa oleh supir truck ini hingga melewati beberapa kecamatan hingga kota.
Dede : feb bangunn
Febri : iyaa de
Dede : makasih banyak pak, feb buka maps
Febri : dekat lagi de 4 jam lagi sampai. Pekanbaru kalau naik kendaraan
Dede : kalau jalan kaki berapa jam feb
Febri : dekat aja de, cuma 15 jam
Dede : dekat sekali boy
Setelah turun dari truck kami menyempatkan untuk beristirahat sejenak membeli es ditengah panasnya terik matahari melihat jalanan yang begitu sepi dan pemandangan kebun kelapa sawit membuat istirahat ini lebih nikmat dari istirahat sebelumnya yang pernah kami lakukan.
Dede : gimana lanjut kah
Febri : ayoo, sepi eh de jalanan
Dede : mau diapain sudah
Sudah 2 jam kami berjalan kaki belum juga mendapatkan tumpangan, panas terik matahari kami sudah anggap teman kami sepanjang jalan, berjalan 1 dan 3 km sudah hal yang biasa. Berjalan hingga 3 jam belum juga mendapatkan tumpangan
Dikeadaan seperti inilah yang membuat kami berdua serasa ingin pulang ke rumah dengan tidur dikasur yang nyenyak, makan tinggal ambil di meja tidak perlu harus berjalan berkilo kilo, dinginnya kipas angin kamar sambil memakai selimut dan hangatnya kebersamaan keluarga.
Disaat kami berdua mau menyerah dengan perjalanan ini, saya teringat ada manusia yang berani berpetualang berkeliling Indonesia dari barat hingga timur dan ada juga manusia yang berpetualang dari Beijing (china) hingga ke afrika selatan (Agustinus Wibowo) sayangnya Agustinus wibowo tertahan di daerah timur tengah akibat konflik perang.
Febri : de istirahat dulu
Dede : iyaa eh gak ada cuy truck mau angkuta kita
Febri : ituu sudah de kayaknya kita sampai magrib disini
Dede : kita nanti cari warung aja kalau gak ada tumpangan
Febri : iyaa de, minum masih ada kan
Dede : amannn
Kami kembali berjalan tiba" ada seorang warga sambil menggunakan memberikan kami sebuah minuman dingin. Disaat itulah saya pribadi berfikir benar kata (Agustinus wibowo)
Hidup ini memang menarik kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi besok, seperti penonton dibuat terkesima oleh lika-liku alur yang menukik drastis.
Dengan warga memberikan kami sebotol air dingin kami percaya bahwa hari ini bisa sampai pekanbaru. Semangat kami kembali membakar berjalan demi jalan tidak terasa sudah 4 jam kami dijalan hingga akhrinya ada sebuah mobil pick up stop didepan kami
Dede : feb ayoo naik
Febri : ayoo ayooo
Supir : mau kemana bang
Dede : ke pekanbaru bang
Supir : ayooo
Akhrinya kami mendapatkan tumpangan setelah 4 jam dijalan, kami kembali berdiskusi mengenai kebun kelapa sawit yang ada di Sumatera.
Febri : de pantes aja kalau kebakaran hutan disumatera
Dede : ituu sudah feb, kaget juga aku feb yang punya ini siapa yah
Febri : palingan yang punya itu di jajaran pemerintah pusat de
Dede : iyaa juga sih, tapi pernah gak kamu saat kebakaran hutan media menyoroti yang punya perusahaan sawit itu siapa?
Febri : iyaa eh de gak pernah juga aku liat
Dede : ituu sudah feb media di Indonesia kayak gitu yang punya juga jajaran pemerintah, otomatis pasti cari aman.
Mobil stop kekiri melihat ada razia dijalan wajar sajalah supir stop sebab mobil pick up ini tidak boleh mengangkut orang apa lagi kami berdua. terpaksalah kami turun melihat maps untuk sampai Pekanbaru hanya perlu waktu 1 jam. Matahari perlahan - lahan mulai mau kembali ketempat tidurnya.
Dede : lanjut gak nih
Febri : lanjutt de
Dede : okee
Kembali jalan kaki cuaca mulai tidak bersahabat rintik demi rintik mulai membasahi kami, fokus mencari tumpangan bahkan mobil pribadi kami berikan jempol, menunggu tumpangan sembari jalan sudah hal yang lumrah bagi kami selama di jalan. Setelah lama berjalan akhirnya kami mendapatkan juga tumpangan yang menujur pekanbaru, alhamdulillah lega rasanya target untuk hari ini tercapai jugaa.
Selamat Datang Di Kota Pekanbaru, Haru rasanya akhirnya bisa sampai pekanbaru sebab kita sudah berada di tengah" pulau sumatera target untuk sampai aceh tinggal 5 hari lagi.
Dede : feb ayoo turun
Febri : ayoo de
Dede : bang kami turun sini aja
Supir : iyaa de
Febri : makasih bang
Tujuan utaman kami masjid, saat di masjid inilah waktunya kita bersih" sembari beribadah. Akibat terlalu lama mandi. saya ditegur oleh penjaga masjid, kami berdua tidak boleh menginap semalam di masjid. mencari masjid di sekitaran kota sama juga jawabannya kami tidak boleh menginap di masjid katanya sih takut atasannya marahh. Terpaksalah kami mencari spbu dengan menggunakan maps akhirnya yang kita cari ketemu dan satpam spbu memperbolehkan kami menginap semalam.
Setiap malam kami berdua selalu menelpon keluarga atau teman" dekat sebelum kami tertidur dan juga tidak lupa untuk memasang alarm
Dede : feb matikan lampu
Febri : iyaa de
Semua menjadi Gelap dan kami pun tertidur dengan pulassssss.
Tunggu Selanjutnya Petualangan Ke Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar